ANALISIS DRAMA OPERA ANT SMOOTH KARYA LEO ZAINY
oleh: Eva Yuliawati/110211413064/offering A
Drama Opera Ant Smooth “Oprak-Oprak Semut” Karya Leo Zainy, drama ini mencoba menghadirkan kehidupan para semut, kehidupan koloni semut yang dibagi menjadi tiga kasta atau profesi, yaitu semut pekerja (mencari makanan), pembangun sarang, dan semut ratu atau semut pengembangbiakan. Drama ini menghadirkan sisi lain dari kehidupan semut yang mengalami banyak kesulitan, mulai dari kesulitan mencari makanan hingga keadaan menjadi semakin rumit, kacau, dan penuh konflik. Konflik bermula dari semut pencari makan yang berbeda pendapat tentang ada atau tidaknya makanan yang tersisa di pulau tempatmereka tinggal. Hingga akhirnya muncullah kelompok semut protes.
Drama ini mempunyai empat babak (adegan) pertunjukkan. Adegan pertama, adegan dimana para semut sedang melakukan suatu kegiatan kemudian suasana riuh dan lantang terdengar saat para semut sedang berdebat tentang ada tidak adanya makanan yang tersisa di pulau tempat mereka tinggal. Kelompok semut 1 masih mempercayai adanya makanan yang tersisa di pulau tersebut, sedangkan kelompok semut 2 berpendapat bahwa sudah tidak ada makanan di pulau tersebut. Akhirnya muncullah kelompok semut protes.
Adegan kedua, menggambarkan tiga semut pencari makanan yang berusaha mencari makanan dengan sisa-sisa tenaga mereka namun tetap bersemangat. Jalan yang mereka tempuh untuk mencari makanan tidaklah mudah dan masih asing bagi mereka di tengah jalan mereka bertemu dengan serangga lain yang lebih besar dari mereka, itu membuat mereka ketakutan. Konflik mulai muncul ketika salah satu anggota semut itu mulai berpendapat bahwa ketua mereka membawa mereka kedalam situasi yang membahayakan kehidupan mereka. Adu argumenpun terjadi, semut anggota berkata bahwa belum tentu anggota koloni yang lain melakukan pekerjaaan mereka dengan benar mungkin saja mereka membelot dan melalaikannya sedangkan kita disini berusaha mencari makanan dengan susah payah. Ketua semut mulai beragumen juga bahwa kita ini adalah makhluk dengan solidaritas yang sangat tinggi jadi kita harus berusaha selama kita berusaha pastilah ada jalan. Perdebatan mereka sangatlah sengit dengan argumen-argumen yang sama kuat.
Adegan ketiga, adegan ini menunjuk pada kelompok semut yang ingin protes atas nasib yang menimpa mereka. Mereka melakukan sebuah protes atas kelaparan yang mereka rasakan karena makanan begitu sulit untuk dicari. Dalam satu babak adegan ini terjadi sebuah argumen tentang kepada siapakah mereka sebenarnya protes, apakah kepada Tuhan ataukah kepada manusia atau kepada siapa? Konflik yang ditampilkan pada babak ini sangatlah terasa dari mulai argumen yang disampaikan salah satu semut “apakah benar Tuhan itu ada?”.
Adegan keempat, adegan dimana kelompok semut pembuat sarang sedang bekerja. Dalam adegan ini pun terdapat sebuah konflik yaitu ketika para semut itu mulai kelelahan membuat sarang, lalu muncullah sebuah prasangka buruk dari salah satu semut bahwa mungkin saja para semut pencari makan justru memakan semua makanan yang mereka dapat dan tidak kembali kesini. Perdebatan lain yaitu saat satu semut ingin berhenti saja membuat sarang dan di mengajukan syarat jika dia ingin menjadi ketua agar mau bekerja membuat sarang lagi. Dia memerintah dengan kejam sehiungga semut lainnya karena kelelahanpun akhirnya mati. Puncak dari drama ini adalah saat ketua pencari makan datang membawa makanan tetapi semua semuta yang ada disarang semuanya sudah mati karena kelaparan.
Drama “Opera Ant Smooth/Oprak-Oprak Semut” ini seperti menganalogikan kehidupan manusia yang mempunyai tugas-tugas sendiri dan untuk itu harus bertanggungjawab sesuai pekerjaannya. Selain itu rasa egois individualispun terkadang muncul, itu adalah sifat manusia juga. Drama ini mencoba menghadirkan sisi kehidupan lain sebuah koloni semut yang sulit dan penuh konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar